BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fisiologi
merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan beberapa gejala yang
ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem
tersebut. Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik
vertebrata maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf
secara bersama lebih dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja
sama secara kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi
pada tubuh hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan
berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolisme,
pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik. Kelenjar tanpa
saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin,
sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu saluran,
tetapi langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam kelenjar. Kata
“endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat
aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani yang
berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon
tunggal,sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya
kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan
kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan
sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang
dimaksud dengan sistem endokrin?
2. Apakah
fungsi sistem endokrin secara umum?
3. Bagaimana
fisiologi sistem endokrin?
4. Bagaimana
karakteristik dari sistem endokrin tersebut?
5. Apakah yang
dimaksud dengan hormon?
6. Bagaimana
klasifikasi, fungsi, dan sifat hormon?
7. Bagaimana
struktur dasar hormon secara kimiaw
8. Bagaimanakah
mekanisme aksi hormon berlangsung?
C.
Tujuan
“Dengan
adanya makalah tentang sistem endokrin ini diharapkan kita lebih dapat memahami
tentang endokrin itu sendiri sekaligus untuk menambah wawasan yang akan
menunjang pengetahuan kita dalam mempelajari fisiologi hewan. ”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian system endokrin
Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk
memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh dan Kelenjar endokrin disebut
juga kelenjar buntu karena bermuara langsung ke dalam pembuluh darah
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar
tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh
melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin
disusun oleh kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan
senyawa kimia yang disebut hormon. Hormon merupakan senyawa protein atau
senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologis tubuh
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu
kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya.
Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk
mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas
pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta
koordinasi tubuh.
Sistem
endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya
dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua
perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut
adalah sebagai berikut.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar
(glandula), sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi
dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda
masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan
memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu
Apa yang menyebabkan anda merasa haus ketika habis
berolahraga? apa yang menyebabkan rasa haus itu hilang ketika anda meminum air?
Atau apa yang menyebabkan pria bisa tertarik kepada wanita dan juga sebaliknya?
Selain itu siapa yang bertanggung jawab mengendalikan pertumbuhan tubuh hingga
tinggi dan berat tubuh manusia beragam? Hormon Itulah jawaban dari seluruh pertanyaan di
atas.Hormon adalah zat kimiawi yang biasa menggerakan tubuh sebagai respon
agar stabilitas tubuh terjaga. Hormon juga berasal dari bahasa yunani,
yaitu hormaen yang artinya menggerakkan. Hormon juga sejatinya
adalah zat yang hanya ada sedikit di dalam tubuh namun tak diragukan lagi
fungsi dan kegunannya.
Fungsi Hormon
adalah:
1. Memacu pertumbuhan
dan metabolisme tubuh
2. Memacu reproduksi
3. Mengatur keseimbangan
cairan tubuh/homeostasis
4. Mengatur tingkah laku
Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin
lebih banyak bekerja melalui transmisi kimia.
Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih
lambat daripada sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja
sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon
baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa
menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat,
namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali
sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan
waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Karakteristik Sistem Endokrin
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang
memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon
mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia,
hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang
melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
Fungsi Sistem Endokrin secara Umum yaitu :
1. Membedakan
sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang.
2. Menstimulasi
urutan perkembangan.Mengkoordinasi sistem reproduktif.
3. Memelihara
lingkungan internal optimal.
4. Melakukan
respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.
Sel-sel
penyusun organ sistem endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
- Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
- Sel endokrin sejati, disebut juga sel endokrin klasik yaitu sel endokrin yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh).
B. Sistem Kerja
Hormon
Kerja system
endokrin lebih lambat dibandingkan dengan system saraf, sebab untuk mencapai
sel target hormon harus mengikuti aliran system transportasi. Hormon
bekerjasama dengan system saraf untuk mengatur pertumbuhan dan tingkah
keseimbangan internal, reproduksi dan tingkah laku. Kedua system tersebut
mengaktifkan sel untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya dengan menggunakan
messenger kimia. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan atau messenger
kimia" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, dan
mempengaruhi sel target yang ada diseluruh tubuh, dan selanjutnya sel target
akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Messenger
kimia dalam system neuron adalah neurotransmitter. Neurotransmitter bergerak
melalui celah sinapsis, hingga mencapai sel target.Sel target memiliki reseptor
sebagai alat untuk mengenali impuls atau rangsangan. Ikatan antara reseptor
dengan hormon didalam atau diluar sel target, menyebabkan respon pada sel
target.
C.
SYSTEM ENDOKRIN PADA MANUSIA
Tabel nama dan letak kelenjar endokrin dalam
tubuh.
No
|
Kelenjar
|
Nama Lain
|
Letak
|
1
|
Hipofisis
|
Kelenjar pituitary
|
Dibagian dasar cerebrum,
dibawah hipotalamus
|
2
|
Tiroid
|
Kelenjar gondok
|
Didaerah leher dekat
jakun
|
3
|
Paratiroid
|
Kelenjar anak gondok
|
Dibagian (dorsal)
belakang dari kelenjar tiroid
|
4
|
Kelenjar pancreas
|
Kelenjar pulau-pulau
langerhans
|
Dekat lambung
|
5
|
Kelenjar gonad
|
Kelenjar kelamin
|
Laki-laki : testis
Perempuan: ovarium
|
6
|
Kelenjar adrenalin
|
Kelenjar supra renalis
|
Di atas ginjal
|
7
|
Kelenjar timus
|
Kelenjar kacangan
|
Di daerah dada
|
Jenis jenis
kelenjar endokrin
1.
Kelenjar Hipofisis (Kelenjar
Pituitari)
di dasar
cerebrum, di bawah hipotalamus. Dua kelenjar endokrin yang utama adalah
hipotalamus dan hipofisis. Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak
langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem
endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari
hormon dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon
realising dan inhibiting.
Hormon ini
bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitari yang mengatur
pembentukan dan sekresi hormon hipofisis. Hipotalamus dan kelenjar hipofisis
dihubungkan oleh infundibulum. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar
endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon
yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar
induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar
hipofisis, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofisis yang mengatur sekresi
hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh
hormon disebut kelenjar target.
Kelenjar
hipofisis berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di
dasar tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian
belakang. Bagian belakang merupakan kelanjutan dari hipotalamus (bagian
dari otak). Hormon pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan,
tetapi menurun setelah manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan
dalam jumlah berlebih selama masa pertumbuhan, akan didapatkan anak menjadi
sangat tinggi.
Sekresi
hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan
iklim. Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior. Kelenjar
pituitari merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH).
Pengeluaran hormon GH dirangsang oleh hormon pelepas pertumbuhan (Growth
Hormone Relasing Factor/GHRF) yang di reproduksi oleh hipotalamus. Selain itu
terdapat juga hormon yang fungsinya berlawanan dengan GHRF, yaitu hormon
pelepas yang sifatnya menghambat yang juga dihasilkan oleh hipotalamus.
Kelenjar
hipofisis merupakan kelenjar endokrin yang terbesar. Kelenjar ini disebut
master of gland karena mempengaruhi aktivitas kelenjar yang lain. Sekresi
hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan
iklim. Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior.
1. Hipofisis
anterior :
Hormon
Somatotropin (untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
Hormon
tirotropin (sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
Hormon
Adrenokortikotropin (merangsang kelenjar korteks membentuk hormon)
Hormon
Laktogenik (sekresi ASI)
Hormon
Gonadotropin ( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria pembentukan
spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus luteum,pada pria merangsang
sel interstitial membentuk hormon testosteron)
2. Hipofisis
posterior :
Hormon
oksitosin (merangsang kontraksi kelahiran)
Hormon
Vasopresin ( merangsang reabsorpsi air ginjal)
Organ
|
Hormon
|
Fungsi
Hormon
|
Rahim dan kelenjar susu
|
Oksitosin
|
Memacu kontraksi rahim
selama melahirkan dan pengeluaran air susu dari kelenjar susu
|
Ginjal
|
Hormon Anti Diuretik
(ADH)
|
Mempertahankan kadar air
dalam darah dengan meningkatkan penyerapan air dari ginjal
|
Kelenjar Tiroid
|
Hormon Pemacu Tiroid
(TSH)
|
Memacu pembentukan dan
pengeluaran hormon tiroid
|
Kelenjar Adrenal
|
Adrenokortikotropik
hormon (ACTH)
|
Memacu pembentukan dan
pengeluaran hormon steroid di korteks adrenal
|
Organ Reproduksi
|
Gonadotropin (LH, FSH)
|
Merangsang pembentukkan
ovum dan sperma aerta sejumlah fungsi reproduktif lainnya
|
Kelenjar susu
|
Prolaktin
|
Merangsang pembentukan
pengeluaran hormon steroid air susu setelah melahirkan
|
Tulang dan otot
|
Hormon pertumbuhan (GH)
|
Merangsang pertumbuhan
badan
|
Organ
|
Hormon
|
Fungsi Hormon
|
Paratiroid
|
Parathormon
|
Meningkatkan kadar
kalsium darah
|
Tiroid
|
Kalsitonin
Tiroksin
|
Menurunkan kadar kalsium
darah
Meningkatkan metabolisme sel
dan berperan penting dalam pertumbuhan serta
pemasakan sel (tubuh) secara normal
|
Lambung
|
Gastrin
|
Mengatur sekresi asam
lambung
|
Medula adrenal
|
Adrenalin
|
Respons segera terhadap
stress, antara lain meningkatkan kadar gula darah dan curah jantung
|
Korteks adrenal
|
Glukokortikoid
(kortikosteron)
Mineralokortikoid
(aldosteron)
|
Regulasi metabolism
Mengatur kadar elektrolit
|
Ovarium
|
Esterogen
Progesterone
|
Menginisiasi proliferasi
endometrium
Mempertahankan ketebalan endometrium
|
Testis
|
Androgen
(testosteron)
|
Mempertahankan
pembentukan sperma,
Dan terlibat dalam perkembangan ciri seks
sekunder
|
1. Terletak di
dasar otak besar (di dalam lekukan tulang sela tursika bagian tulang baji).
2. Kelainan
hormon ini ada 2 macam yaitu hipersekresi misalnya gigantisme dan hiposekresi
misalnya
kekerdilan (kretinisme). Hipersekresi pada orang dewasa menyebabkan terjadinya
akromegali yaitu tulang bengkak ke samping.
Macam-macam
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini, antara lain:
a.
STH (Somatotrof Hormone)/ GH
(Growth Hormon)/ Somatotropin. Fungsi Hormon STH (Somatotrof Hormone)/GH
(GrowthHormon)/Somatotropin:
1.
Memacu pertumbuhan terutama
pada peristiwa osifikasi, pada cakraepifise.
2.
Mengatur metabolisme lipid dan
karbohidrat.
b.
LTH (Luteotropic Hormone)/
Prolactin/ Lactogenic Hormone, Fungsi Hormon LTH (Luteotropic
Hormone)/Prolactin/Lactogenic Hormone yaitu untuk merangsang kelenjar
mammae/kelenjar susu untuk menghasilkan air susu dan untuk memacu ovarium untuk
menghasilan hormon estrogen dan progesterone. Mempunyai simbol PRL
c.
TSH (Thyroid Stimulating
Hormone)/TREOTROP/Tirotropin: Hormon ini berfungsi untuk merangsang sekresi
kelenjar tiroid.
d.
ACTH (Adrenocorticotropic
Hormone)/ADRENOTROPIN/Corticotropin: Hormon ini berfungsi untuk merangsang
kerja kelenjar adrenal.
e.
Gonadotropic/Hormon Kelamin :
1.
FSH/Folicle Stimulating
Hormone: memengaruhi pembentukan folikel selovum dan proses spermatogenesis.
2.
LH (Luteinizing Hormone) atau
ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone): Berfungsi untuk memacu sekresi
hormon testosteron pada sel Leydig dan proses ovulasi sel ovum.
2.
Kelenjar Tiroid (Kelenjar
Gondok)
Kelenjar tiroid adalah salah
satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat
ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh
membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap
hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh
epoprostenol. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH)
hipofisis, dibawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui
sistem umpan balik hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju
sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju
metabolik tubuh.
a.
Keistimewaan kelenjar tiroid
dibanding kelenjar endokrin yang lain yaitu kaya pembuluh darah
b.
Terletak di daerah leher,
dekat jakun
c.
Kelenjar ini menghasilkan
hormon tiroksin, triidotironin, dan kalsitonin
d.
Hiposekresi kelenjar tiroid
mengakibatkan gejala kemunduran pada fisik (kretinisme)
e.
hipersekresi kelenjar ini
dapat mengakibatkan hiperaktif, tetapi badan kurus (morbus basedowi) dengan
tanda-tanda gugup, nadi dan napas cepat serta tidak teratur, mulut ternganga,
mata lebar (eksoftalmus), meningkatnya metabolisme dan emosional.
3.
Kelenjar Paratiroid (Kelenjar
Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid terdiri
atas empat struktur kecil yang terdapat pada permukaan kelenjar tiroid. Hormon
yang disekresikan kelenjar ini disebut parathormon (PTH). Hormon
parathormon berperan dalam pengaturan pemakaian ion kalsium (Ca2+) dan fosfat
(PO43+) pada jaringan.
Manusia jarang mengalami
hipoparathormon (kondisi kekurangan hormon parathormon). Kalaupun mengalaminya,
seseorang dapat kejang otot atau tetani. Sedangkan hiperparathormon
(kondisi kelebihan hormon parathormon) dapat menimbulkan berba gai gejala
seperti tulang menjadi rapuh, lemah, dan berbentuk abnormal. Selain itu, kadar
ion Ca2+ yang berlebihan dalam darah dapat masuk ke air seni dan mengendap
bersama ion fosfat. Endapan ini dapat membentuk batu ginjal sehingga menyumbat
saluran air seni
Ada 2 jenis sel dalam kelejar
paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon paratiroid (PTH) yang
berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh
melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat darah dan
sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.
a.
Kelenjar ini berperan dalam
mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
ini adalah parathormon yang berfungsi mengendalikan kadar kalsium dalam darah.
b.
Terletak di daerah (dorsal)
kelenjar gondok
c.
Hiposekresi kelenjar ini
mengakibatkan kadar kalsium dalam darah menurun dan mengakibatkan kejang-kejang
otot (tetani). Sebaliknya, hipersekresi kelenjar ini mengakibatkan kadar
kalsium dalam darah meningkat sehingga menyebabkan kelainan pada tulang seperti
rapuh, abnormal, dan mudah patah.
4.
Kelenjar Adrenal (Kelenjar
Anak Ginjal)
Kelenjar adrenal (glandula
adrenal) pada manusia berbentuk sepasang struktur kecil yang terletak di
ujung anterior ginjal dan kaya akan darah. Masing-masing struktur kelenjar ini
memiliki dua bagian, yakni bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula).
Bagian korteks kelenjar
adrenal menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin) yang
berpengaruh dalam penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah dan
denyut jantung meningkat. Hormon ini juga berperan mengubah glikogen
(gula otot) menjadi glukosa (gula darah). Selain itu, hormon adrenalin
bersama hormon insulin memengaruhi proses pengaturan kadar gula dalam
darah.
Sementara itu, bagian korteks
(bagian luar) adre nal mengeluarkan hormon kortin yang tersusun atas kortison
dan deoksikortison. Hormon kortin dapat memudahkan perubahan protein
menjadi karbohidrat, kemudian juga mengatur metabolisme garam dan air.
Penyakit manusia yang
disebabkan oleh kurangnya sekresi hormon ini adalah penyakit Addison.
Gejala yang timbul pada penderita penyakit ini antara lain tekanan darah
rendah, kelemahan otot, gangguan pencernaan, peningkatan retensi kalium dalam
cairan tubuh dan sel, kulit kecoklatan, dan nafsu makan hilang. Penderitanya
dapat diobati dengan pemberian hormon kortin melalui mulut atau intramuskular.
a.
Kelenjar ini terdiri atas dua
bagian, yaitu bagian kulit (korteks) dan bagian dalam (medula)
b.
Terletak di atas ginjal
c.
Kelainan hipersekresi kelenjar
adrenal pada wanita mengakibatkan virilisme, yaitu timbulnya ciri-ciri kelamin
sekunder pada pria dan wanita. Sebaliknya, sekresi yang rendah atau hipofungsi
kelenjar adrenal menimbulkan penyakit addison. Penyakit ini ditandai dengan
kulit menjadi merah dan selalu mengakibatkan kematian.
5.
Kelenjar Pankreas (Kelenjar
Langerhans)
Kelenjar prankeas dinamakan
juga kelenjar Langerhans atau pulau Langerhans. Pulau Langerhans
merupakan sekelompok kecil yang tersebar di seluruh pankreas. Sel-sel
pulau Langerhans tak terkait dengan saluran pembawa getah pankreas yang
menuju duodenum. Namun, sel-sel kelenjar ini sangat kaya akan
pembuluh darah.
Sekresi yang dihasilkan dari
kelenjar Langerhans yakni hormone insulin, sebuah hormon berbentuk
protein yang ditemukan oleh Dr. Frederick Banting pada tahun 1922.
Hormon insulin berperan saat proses pengubahan gula darah (glukosa) menjadi
gula otot (glikogen) di dalam hati. Sehingga, oleh hormon tersebut,
kadar gula darah menjadi turun. Kekurangan hormon insulin pada seseorang
dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus atau penyakit ken
cing manis. Gejala penyakit kencing manis ditandai dengan tingginya
glukosa dalam darah yang tinggi. Glukosa yang ada dalam tubuh penderita
tidak diubah menjadi glikogen dan lemak, justru sebaliknya glikogen dan lemak
yang diubah menjadi glukosa.
Selain hormon insulin,
kelenjar Langerhans juga memproduksi hormon guklagon. Hormon guklagon
hormon yang berperan dalam mengubah glikogen menjadi glukosa.
a.
Pada pankreas tersebar
kelompok kecil sel-sel yang kaya pembuluh darah, disebut pulau Langerhan
b.
Terletak di dekat ventrikulus
atau lambung
c.
Kelenjar ini menghasilkan
hormon insulin
d.
Hiposekresi hormon insulin
mengakibatkan sakit kencing manis (diabetes mellitus), yaitu meningkatnya kadar
gula darah.
6.
Testis
Kelenjar Menghasilkan hormon
testosterone
7.
Ovum
Kelenjar ini Menghasilkan
hormon estrogen yang berfungsi untuk menebalkan dinding rahim dan progesteron
yang berfungsi untuk menjaga ketebalan dinding rahim.
8.
Kelenjar Gonad ( kelamin )
Kelenjar kelamin disebut pula
dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah memproduksi sel-sel
kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar kelamin
laki-laki terdapat pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada
pada ovarium.
Di dalam testis terdapat sel
Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau androgen.
Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis
(proses pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki.
Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi
besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan tumbuh rambut pada bagian
tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar
kemaluan.
Sementara itu, hormon
estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium. Estrogen
dihasilkan oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon
estrogen berfungsi saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai
berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di
ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan
lapisan endometrium.
Bagi wanita, hormon
progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat produksi hormon
FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh
korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
a.
Kelenjar ini dibedakan menjadi
kelenjar gonad pada wanita dan kelenjar gonad pada pria
b.
Wanita : daerah perut (abdomen
)
Pria : buah zakar dalam skrotum
Pria : buah zakar dalam skrotum
c.
Hiposekresi kelenjar gonad
pada wanita mengakibatkan gangguan pada menstruasi dan timbulnya tumor
9.
Kelenjar Timus
a.
Kelenjar timus berfungsi untuk
membentuk hormon thymosin yang berperan dalam sistem imun (kekebalan).
b.
Terletak di daerah dada
10.
Kelenjar
Pencernaan
Kelenjar pencernaan merupakan kelenjar yang
terdapat pada sa luran pencernaan. Misalnya saja kelenjar pada lambung dan
usus. Pada lambung, kelenjar mensekresikan hormon gastrin, yaitu hormone
yang berperan dalam sekresi getah lambung. Sementara hormone sekretin
dan hormon kolsistokinin disekresikan oleh kelenjar pada usus. Ma
sing-masing fungsi hormon ini adalah merangsang sekresi getah pankreas dan
getah empedu.
D.
Sifat sifat hormone
Semua hormon umunya
memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang umum diperlihatkan
oleh hormon ialah sebagai berikut.
1. Hormon
Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai
yang panjang daripada bentuk aktifnya.
- Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian hormon berumur pendek.
- Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa hari.
- Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
- Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya.
E.
Mekanisme aksi hormone
a.
Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat
terletak pada membrane atau sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon
protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan
segera berikatan dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor.
Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan
penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan
memicu serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang
dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti di atas :
1.
Perubahan aktivitas enzim :
perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses metabolism tertentu dapat
terselenggara atau terhenti.
2.
Pengaktifan mekanisme
transport aktif : proses transport aktif sangat penting bagi sel untuk
memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
3.
Aktivitas pembentukan
mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus dapat mempengaruhi
berbagai peristiwa yang tergantung padanya, antara alin pergerakan ameba dan
mitosis sel.
4.
Pengubahan aktivitas
metabolism DNA : pengubahan aktivitas metabolisme DNA dapat memepengaruhi
proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
Reseptor
Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan
hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan
reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon
tersebut sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel
sasaran.
Selama dalam
peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan pengembannnya.
Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran. Dalam
sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga
menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki
daya gabung yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti,
akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA.
Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan merangsang gen
tertentu untuk aktif atau pasif.
F.
Penyakit Pada Sistem Endokrin
Setiap tubuh seseorang pasti mengalami perubahan
dan akan mempengaruhi fungsi sistem endikron dan sekresi (keluarnya) hormon.
Berubahnya tingkat hormon bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti stress,
infeksi, penuaan, genetik, dan lingkungan yang bisa merusak keseimbangan badan.
Bila sistem endokrin tidak seimbang, ia akan terganggu dan tidak dapat
berfungsi dengan baik. Hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan bisa
merusak kesehatan kita lewat beragam cara.
Ada banyak penyakit sistem endokrin yang
diakibatkan oleh gangguan pada sistem yang komplek ini. Di antara
penyakit-penyakit yang sudah polpuler antara lain:
1.
Gangguan pertumbuhan,
seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan akan mengalami pertumbuhan yang
luar biasa. Pada anak-anak kelebihan hormon pertumbuhan disebut gigantisme
dan pada orang dewasa disebut ackromegali. Sebaliknya, bila anak-anak
mengalami kekurangan hormon, ia akan mengalami kekerdilan.
2.
Hyperprolactinemia, sekresi
prolaktin yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan produksi/keluarnya air susu
ibu (galactoorhea) meski tidak mengandung atau tidak menstruasi (amemorrhea).
3.
Kegagalan fungsi gonad
(hypogonadisme, akibat kekurangan sekresi Hormon Peluteinan (LH) dan
Hormon Perangsang Folikel (FSH). Keadaan ini biasanya sering dialami pria,
yakni berupa kegagalan menghasilkan jumlah sperma yang normal.
4.
Penyakit tiroid, hormon tiroid
yang berlebihan sebagai hasil dari kelenjar tiroid yang terlalu aktif disebut hyperthyroidisme.
Hal ini akan menyebabkan badan meningkatkan keadaan metabolik yang naik.
Kondisi ini akan mengabkibatkan banyak sistem dalam tubuh mengembangkan fungsi
yang tidak normal. Hypothyroidisme adalah kondisi di mana hormon tiroid
kurang disekresi dari kelenjar tiroid yang kurang aktif. Hal ini akan
melambatkan proses-proses dalam tubuh dan mungkin mengakibatkan kepenatan,
denyut jantung lemah, kulit menjadi kering, berat badan meningkat, dan
sembelit. Pada anak-anak, penyakit ini menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan
telatnya masa balig.
5.
Penyakit kencing manis,
penyakit sistem endokrin yang sering kita dijumpai. Penyakit kecing manis ada
dua. Jenis pertama terjadi apabila pankreas gagal menghasilkan insulin yang
mencukupi. Sementara, jenis kedua terjadi akibat badan tidak mampu merespon
insulin dengan normal. Penyakit kencing manis ini bisa menyebabkan gagal
ginjal, neuropathy dan kerusakan saraf, kebutaan, amputasi kaki, sakit jantung,
serta stroke.
6.
Osteoporosis, terjadi baik
pada wanita maupun laki-laki. Ini terjadi bila struktur tulang menjadi semakin
lemah dan kelihatan seperti retak atau patah. Banyak faktor penyebabnya,
termasuk kekurangan hormon estrogen pada masa menopaus wanita, atau kekurangan
hormon tetosteron pada laki-laki seiring bertambhnya usia.
7.
Sindrom Ovari Polisistik, PholycysticOvary
Syndrome (PCOS) adalah penyakit endokrin yang menyerang lebih kurang 5%
jumlah wanita. Wanita yang mengalami PCOS ini menghasilkan jumlah hormon seks
lelaki (endogren) yang berlebihan. Hal ini bisa menghalangi proses ovulasi dan
menyebabkan ketidaksuburan. Para penderita PCOS mungkin mengalami gangguan
menstruasi atau malah tidak menstruasi, tidak subur, rambut yang tumbuh
berlebihan. Penyakit ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan jangka panjang
pada wanita.
8.
Menopause, yakni masa
perubahan badan di mana level estrogen, testosteron, dan progesteron semakin
berkurang dan akhirnya sama sekali berhenti produksi. Kekurangan estrogen
menyebabkan badan terasa panas, berpeluh, emosi tidak stabil, murung, vagina
kering, urin terganggu, hilang konsentrasi, dsb. Ada banyak risiko jangka
panjang yang bisa terjadi seperti penyakit kardiovaskular meningkat, kegemukan,
perubahan tingkat kolesterol, risiko osteoporosis meningkat, penyakit Alzhiemer,
dsb.
9.
Diabetes insipidus, penyakit
diakibatkan oleh kekurangan hormon antidiuresis. Masalah ini timbul akibat
rusaknya tangkai pituitari atau kelenjar pituitari posterior. Penderita yang
mengidap diabetes insipidus ini selalu merasa dahaga dan sering kencing.
10.
Ketidakcukupan Adrenal atau
penyakit Addison, yakni akibat rusaknya fungsi korteks adrenal dan secara
langsung mengakibatkan kekurangan pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid
adrenal. Gejala-gejalanya antara lain; badan lemah, penat, loyo, kekurangan/turunnya
berat badan, murung, lesu, muntah-muntah, anoreksia, dan hiperpigmentasi.
11.
Sindrom Cushing, yakni keadaan
akibat hipersekresi [perembesan yang berlebih] glukokortikoid dari korteks
adrenal. Gejalanya antara lain termasuk kegemukan, gagal pertumbuhan, lemah
otot, kulit mudah lebam, jerawat, tekanan darah tinggi, dan perubahan
psikologis.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem
endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu
mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
B.
Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, et all. 2003. Biologi Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Diktat Kuliah. 1981. Sistem Endokrin. Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/endokrin, 25 Januari
2016.
http://opensains.wordpress.com/2009/07/27/penyebab-penyakit-endokrin/, 25 Januari
2016.
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-hormon-sistem-endokrin/ diakses 25
Januari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar