Selasa, 14 Maret 2017

system endokrin

BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan beberapa gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem tersebut. Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik. Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani yang berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal,sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”.
B.         Rumusan Masalah
1.  Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin?
2.  Apakah fungsi sistem endokrin secara umum?
3.  Bagaimana fisiologi sistem endokrin?
4.  Bagaimana karakteristik dari sistem endokrin tersebut?
5.  Apakah yang dimaksud dengan hormon?
6.  Bagaimana klasifikasi, fungsi, dan sifat hormon?
7.  Bagaimana struktur dasar hormon secara kimiaw
8.  Bagaimanakah mekanisme aksi hormon berlangsung?




C.         Tujuan
“Dengan adanya makalah tentang sistem endokrin ini diharapkan kita lebih dapat memahami tentang endokrin itu sendiri sekaligus untuk menambah wawasan yang akan menunjang pengetahuan kita dalam mempelajari fisiologi hewan. ”



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian system endokrin
Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh dan Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena bermuara langsung ke dalam pembuluh darah
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon. Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologis tubuh
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu
Apa yang menyebabkan anda merasa haus ketika habis berolahraga? apa yang menyebabkan rasa haus itu hilang ketika anda meminum air? Atau apa yang menyebabkan pria bisa tertarik kepada wanita dan juga sebaliknya? Selain itu siapa yang bertanggung jawab mengendalikan pertumbuhan tubuh hingga tinggi dan berat tubuh manusia beragam? Hormon Itulah jawaban dari seluruh pertanyaan di atas.Hormon adalah zat kimiawi yang biasa menggerakan tubuh sebagai respon agar stabilitas tubuh terjaga. Hormon juga berasal dari bahasa yunani, yaitu hormaen yang artinya menggerakkan. Hormon juga sejatinya adalah zat yang hanya ada sedikit di dalam tubuh namun tak diragukan lagi fungsi dan kegunannya.
Fungsi Hormon adalah:
1.      Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh
2.      Memacu reproduksi
3.      Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis
4.      Mengatur tingkah laku

Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi kimia.
Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.

Karakteristik Sistem Endokrin
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
Fungsi Sistem Endokrin secara Umum yaitu :
1.      Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang    berkembang.
2.      Menstimulasi urutan perkembangan.Mengkoordinasi sistem reproduktif.
3.      Memelihara lingkungan internal optimal.
4.      Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

Sel-sel penyusun organ sistem endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
  1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
  2. Sel endokrin sejati, disebut juga sel endokrin klasik yaitu sel endokrin yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh).
B.     Sistem Kerja Hormon
Kerja system endokrin lebih lambat dibandingkan dengan system saraf, sebab untuk mencapai sel target hormon harus mengikuti aliran system transportasi. Hormon bekerjasama dengan system saraf untuk mengatur pertumbuhan dan tingkah keseimbangan internal, reproduksi dan tingkah laku. Kedua system tersebut mengaktifkan sel untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya dengan menggunakan messenger kimia. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan atau messenger kimia" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, dan mempengaruhi sel target yang ada diseluruh tubuh, dan selanjutnya sel target akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Messenger kimia dalam system neuron adalah neurotransmitter. Neurotransmitter bergerak melalui celah sinapsis, hingga mencapai sel target.Sel target memiliki reseptor sebagai alat untuk mengenali impuls atau rangsangan. Ikatan antara reseptor dengan hormon didalam atau diluar sel target, menyebabkan respon pada sel target.


C.     SYSTEM ENDOKRIN PADA MANUSIA
Tabel nama dan letak kelenjar endokrin dalam tubuh.
No
Kelenjar
Nama Lain
Letak
1
Hipofisis
Kelenjar pituitary
Dibagian dasar cerebrum, dibawah hipotalamus
2
Tiroid
Kelenjar gondok
Didaerah leher dekat jakun
3
Paratiroid
Kelenjar anak gondok
Dibagian (dorsal) belakang dari kelenjar tiroid
4
Kelenjar pancreas
Kelenjar pulau-pulau langerhans
Dekat lambung
5
Kelenjar gonad
Kelenjar kelamin
Laki-laki : testis
Perempuan: ovarium
6
Kelenjar adrenalin
Kelenjar supra renalis
Di atas ginjal
7
Kelenjar timus
Kelenjar kacangan
Di daerah dada

Jenis jenis kelenjar endokrin
1.         Kelenjar Hipofisis (Kelenjar Pituitari)
di dasar cerebrum, di bawah hipotalamus. Dua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipofisis. Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting.
Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitari yang mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofisis. Hipotalamus dan kelenjar hipofisis dihubungkan oleh infundibulum. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofisis, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofisis yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.
Kelenjar hipofisis berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di dasar tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian belakang. Bagian belakang merupakan kelanjutan dari hipotalamus (bagian dari otak). Hormon pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan, tetapi menurun setelah manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan dalam jumlah berlebih selama masa pertumbuhan, akan didapatkan anak menjadi sangat tinggi.
Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior. Kelenjar pituitari merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH). Pengeluaran hormon GH dirangsang oleh hormon pelepas pertumbuhan (Growth Hormone Relasing Factor/GHRF) yang di reproduksi oleh hipotalamus. Selain itu terdapat juga hormon yang fungsinya berlawanan dengan GHRF, yaitu hormon pelepas yang sifatnya menghambat yang juga dihasilkan oleh hipotalamus.
Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar endokrin yang terbesar. Kelenjar ini disebut master of gland karena mempengaruhi aktivitas kelenjar yang lain. Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior.
1.      Hipofisis anterior :
Hormon Somatotropin (untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
Hormon tirotropin (sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
Hormon Adrenokortikotropin (merangsang kelenjar korteks membentuk hormon)
Hormon Laktogenik (sekresi ASI)
Hormon Gonadotropin ( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon testosteron)



2.      Hipofisis posterior :
Hormon oksitosin (merangsang kontraksi kelahiran)
Hormon Vasopresin ( merangsang reabsorpsi air ginjal)

Organ
Hormon
Fungsi Hormon
Rahim dan kelenjar susu
Oksitosin
Memacu kontraksi rahim selama melahirkan dan pengeluaran air susu dari kelenjar susu
Ginjal
Hormon Anti Diuretik (ADH)
Mempertahankan kadar air dalam darah dengan meningkatkan penyerapan air dari ginjal
Kelenjar Tiroid
Hormon Pemacu Tiroid (TSH)
Memacu pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid
Kelenjar Adrenal
Adrenokortikotropik hormon (ACTH)
Memacu pembentukan dan pengeluaran hormon steroid di korteks adrenal
Organ Reproduksi
Gonadotropin (LH, FSH)
Merangsang pembentukkan ovum dan sperma aerta sejumlah fungsi reproduktif lainnya
Kelenjar susu
Prolaktin
Merangsang pembentukan pengeluaran hormon steroid air susu setelah melahirkan
Tulang dan otot
Hormon pertumbuhan (GH)
Merangsang pertumbuhan badan






Organ
Hormon
Fungsi Hormon
Paratiroid
Parathormon
Meningkatkan kadar kalsium darah
Tiroid
Kalsitonin

Tiroksin
Menurunkan kadar kalsium darah
Meningkatkan metabolisme sel
dan berperan penting dalam pertumbuhan serta pemasakan sel (tubuh) secara normal
Lambung
Gastrin
Mengatur sekresi asam lambung
Medula adrenal
Adrenalin
Respons segera terhadap stress, antara lain meningkatkan kadar gula darah dan curah jantung
Korteks adrenal
Glukokortikoid
(kortikosteron)
Mineralokortikoid
(aldosteron)
Regulasi metabolism

Mengatur kadar elektrolit
Ovarium
Esterogen
Progesterone
Menginisiasi proliferasi endometrium
Mempertahankan ketebalan endometrium
Testis
Androgen
(testosteron)
Mempertahankan pembentukan sperma,
Dan terlibat dalam perkembangan ciri seks sekunder

1.      Terletak di dasar otak besar (di dalam lekukan tulang sela tursika bagian tulang baji).
2.      Kelainan hormon ini ada 2 macam yaitu hipersekresi misalnya gigantisme dan hiposekresi
misalnya kekerdilan (kretinisme). Hipersekresi pada orang dewasa menyebabkan terjadinya akromegali yaitu tulang bengkak ke samping.

Macam-macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini, antara lain:
a.              STH (Somatotrof Hormone)/ GH (Growth Hormon)/ Somatotropin. Fungsi Hormon STH (Somatotrof Hormone)/GH (GrowthHormon)/Somatotropin:
1.                       Memacu pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada cakraepifise.
2.                       Mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat.

b.             LTH (Luteotropic Hormone)/ Prolactin/ Lactogenic Hormone, Fungsi Hormon LTH (Luteotropic Hormone)/Prolactin/Lactogenic Hormone yaitu untuk merangsang kelenjar mammae/kelenjar susu untuk menghasilkan air susu dan untuk memacu ovarium untuk menghasilan hormon estrogen dan progesterone. Mempunyai simbol PRL
c.              TSH (Thyroid Stimulating Hormone)/TREOTROP/Tirotropin: Hormon ini berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar tiroid.
d.             ACTH (Adrenocorticotropic Hormone)/ADRENOTROPIN/Corticotropin: Hormon ini berfungsi untuk merangsang kerja kelenjar adrenal.
e.              Gonadotropic/Hormon Kelamin :
1.             FSH/Folicle Stimulating Hormone: memengaruhi pembentukan folikel selovum dan proses spermatogenesis.
2.             LH (Luteinizing Hormone) atau ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone): Berfungsi untuk memacu sekresi hormon testosteron pada sel Leydig dan proses ovulasi sel ovum.
2.             Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.
a.              Keistimewaan kelenjar tiroid dibanding kelenjar endokrin yang lain yaitu kaya pembuluh darah
b.             Terletak di daerah leher, dekat jakun
c.              Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin, triidotironin, dan kalsitonin
d.             Hiposekresi kelenjar tiroid mengakibatkan gejala kemunduran pada fisik (kretinisme)
e.              hipersekresi kelenjar ini dapat mengakibatkan hiperaktif, tetapi badan kurus (morbus basedowi) dengan tanda-tanda gugup, nadi dan napas cepat serta tidak teratur, mulut ternganga, mata lebar (eksoftalmus), meningkatnya metabolisme dan emosional.
3.             Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid terdiri atas empat struktur kecil yang terdapat pada permukaan kelenjar tiroid. Hormon yang disekresikan kelenjar ini disebut parathormon (PTH). Hormon parathormon berperan dalam pengaturan pemakaian ion kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+) pada jaringan.
Manusia jarang mengalami hipoparathormon (kondisi kekurangan hormon parathormon). Kalaupun mengalaminya, seseorang dapat kejang otot atau tetani. Sedangkan hiperparathormon (kondisi kelebihan hormon parathormon) dapat menimbulkan berba gai gejala seperti tulang menjadi rapuh, lemah, dan berbentuk abnormal. Selain itu, kadar ion Ca2+ yang berlebihan dalam darah dapat masuk ke air seni dan mengendap bersama ion fosfat. Endapan ini dapat membentuk batu ginjal sehingga menyumbat saluran air seni
Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.
a.              Kelenjar ini berperan dalam mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini adalah parathormon yang berfungsi mengendalikan kadar kalsium dalam darah.
b.             Terletak di daerah (dorsal) kelenjar gondok
c.              Hiposekresi kelenjar ini mengakibatkan kadar kalsium dalam darah menurun dan mengakibatkan kejang-kejang otot (tetani). Sebaliknya, hipersekresi kelenjar ini mengakibatkan kadar kalsium dalam darah meningkat sehingga menyebabkan kelainan pada tulang seperti rapuh, abnormal, dan mudah patah.
4.             Kelenjar Adrenal (Kelenjar Anak Ginjal)
Kelenjar adrenal (glandula adrenal) pada manusia berbentuk sepasang struktur kecil yang terletak di ujung anterior ginjal dan kaya akan darah. Masing-masing struktur kelenjar ini memiliki dua bagian, yakni bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula).
Bagian korteks kelenjar adrenal menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin) yang berpengaruh dalam penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah dan denyut jantung meningkat. Hormon ini juga berperan mengubah glikogen (gula otot) menjadi glukosa (gula darah). Selain itu, hormon adrenalin bersama hormon insulin memengaruhi proses pengaturan kadar gula dalam darah.
Sementara itu, bagian korteks (bagian luar) adre nal mengeluarkan hormon kortin yang tersusun atas kortison dan deoksikortison. Hormon kortin dapat memudahkan perubahan protein menjadi karbohidrat, kemudian juga mengatur metabolisme garam dan air.
Penyakit manusia yang disebabkan oleh kurangnya sekresi hormon ini adalah penyakit Addison. Gejala yang timbul pada penderita penyakit ini antara lain tekanan darah rendah, kelemahan otot, gangguan pencernaan, peningkatan retensi kalium dalam cairan tubuh dan sel, kulit kecoklatan, dan nafsu makan hilang. Penderitanya dapat diobati dengan pemberian hormon kortin melalui mulut atau intramuskular.
a.              Kelenjar ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kulit (korteks) dan bagian dalam (medula)
b.             Terletak di atas ginjal
c.              Kelainan hipersekresi kelenjar adrenal pada wanita mengakibatkan virilisme, yaitu timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder pada pria dan wanita. Sebaliknya, sekresi yang rendah atau hipofungsi kelenjar adrenal menimbulkan penyakit addison. Penyakit ini ditandai dengan kulit menjadi merah dan selalu mengakibatkan kematian.
5.             Kelenjar Pankreas (Kelenjar Langerhans)
Kelenjar prankeas dinamakan juga kelenjar Langerhans atau pulau Langerhans. Pulau Langerhans merupakan sekelompok kecil yang tersebar di seluruh pankreas. Sel-sel pulau Langerhans tak terkait dengan saluran pembawa getah pankreas yang menuju duodenum. Namun, sel-sel kelenjar ini sangat kaya akan pembuluh darah.
Sekresi yang dihasilkan dari kelenjar Langerhans yakni hormone insulin, sebuah hormon berbentuk protein yang ditemukan oleh Dr. Frederick Banting pada tahun 1922. Hormon insulin berperan saat proses pengubahan gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen) di dalam hati. Sehingga, oleh hormon tersebut, kadar gula darah menjadi turun. Kekurangan hormon insulin pada seseorang dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus atau penyakit ken cing manis. Gejala penyakit kencing manis ditandai dengan tingginya glukosa dalam darah yang tinggi. Glukosa yang ada dalam tubuh penderita tidak diubah menjadi glikogen dan lemak, justru sebaliknya glikogen dan lemak yang diubah menjadi glukosa.
Selain hormon insulin, kelenjar Langerhans juga memproduksi hormon guklagon. Hormon guklagon hormon yang berperan dalam mengubah glikogen menjadi glukosa.
a.              Pada pankreas tersebar kelompok kecil sel-sel yang kaya pembuluh darah, disebut pulau Langerhan
b.             Terletak di dekat ventrikulus atau lambung
c.              Kelenjar ini menghasilkan hormon insulin
d.             Hiposekresi hormon insulin mengakibatkan sakit kencing manis (diabetes mellitus), yaitu meningkatnya kadar gula darah.
6.             Testis
Kelenjar Menghasilkan hormon testosterone
7.             Ovum
Kelenjar ini Menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi untuk menebalkan dinding rahim dan progesteron yang berfungsi untuk menjaga ketebalan dinding rahim.
8.             Kelenjar Gonad ( kelamin )
Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah memproduksi sel-sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar kelamin laki-laki terdapat pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada ovarium.
Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan.
Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium. Estrogen dihasilkan oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.




Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat produksi hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
a.              Kelenjar ini dibedakan menjadi kelenjar gonad pada wanita dan kelenjar gonad pada pria
b.             Wanita : daerah perut (abdomen )
Pria : buah zakar dalam skrotum
c.              Hiposekresi kelenjar gonad pada wanita mengakibatkan gangguan pada menstruasi dan timbulnya tumor
9.             Kelenjar Timus
a.              Kelenjar timus berfungsi untuk membentuk hormon thymosin yang berperan dalam sistem imun (kekebalan).
b.             Terletak di daerah dada
10.         Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan merupakan kelenjar yang terdapat pada sa luran pencernaan. Misalnya saja kelenjar pada lambung dan usus. Pada lambung, kelenjar mensekresikan hormon gastrin, yaitu hormone yang berperan dalam sekresi getah lambung. Sementara hormone sekretin dan hormon kolsistokinin disekresikan oleh kelenjar pada usus. Ma sing-masing fungsi hormon ini adalah merangsang sekresi getah pankreas dan getah empedu.

D.           Sifat sifat hormone
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut.
1.      Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif (disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang panjang daripada bentuk aktifnya.
  1. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian hormon berumur pendek.
  2. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa hari.
  3. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
  4. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya.
E.             Mekanisme aksi hormone
a.         Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti di atas :
1.         Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
2.         Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat penting bagi sel untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
3.         Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya, antara alin pergerakan ameba dan mitosis sel.
4.         Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon tersebut sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
F.            Penyakit Pada Sistem Endokrin
Setiap tubuh seseorang pasti mengalami perubahan dan akan mempengaruhi fungsi sistem endikron dan sekresi (keluarnya) hormon. Berubahnya tingkat hormon bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti stress, infeksi, penuaan, genetik, dan lingkungan yang bisa merusak keseimbangan badan. Bila sistem endokrin tidak seimbang, ia akan terganggu dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan bisa merusak kesehatan kita lewat beragam cara.

Ada banyak penyakit sistem endokrin yang diakibatkan oleh gangguan pada sistem yang komplek ini. Di antara penyakit-penyakit yang sudah polpuler antara lain:
1.             Gangguan pertumbuhan, seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada anak-anak kelebihan hormon pertumbuhan disebut gigantisme dan pada orang dewasa disebut ackromegali. Sebaliknya, bila anak-anak mengalami kekurangan hormon, ia akan mengalami kekerdilan.
2.             Hyperprolactinemia, sekresi prolaktin yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan produksi/keluarnya air susu ibu (galactoorhea) meski tidak mengandung atau tidak menstruasi (amemorrhea).
3.             Kegagalan fungsi gonad (hypogonadisme, akibat kekurangan sekresi Hormon Peluteinan (LH) dan Hormon Perangsang Folikel (FSH). Keadaan ini biasanya sering dialami pria, yakni berupa kegagalan menghasilkan jumlah sperma yang normal.
4.             Penyakit tiroid, hormon tiroid yang berlebihan sebagai hasil dari kelenjar tiroid yang terlalu aktif disebut hyperthyroidisme. Hal ini akan menyebabkan badan meningkatkan keadaan metabolik yang naik. Kondisi ini akan mengabkibatkan banyak sistem dalam tubuh mengembangkan fungsi yang tidak normal. Hypothyroidisme adalah kondisi di mana hormon tiroid kurang disekresi dari kelenjar tiroid yang kurang aktif. Hal ini akan melambatkan proses-proses dalam tubuh dan mungkin mengakibatkan kepenatan, denyut jantung lemah, kulit menjadi kering, berat badan meningkat, dan sembelit. Pada anak-anak, penyakit ini menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan telatnya masa balig.
5.             Penyakit kencing manis, penyakit sistem endokrin yang sering kita dijumpai. Penyakit kecing manis ada dua. Jenis pertama terjadi apabila pankreas gagal menghasilkan insulin yang mencukupi. Sementara, jenis kedua terjadi akibat badan tidak mampu merespon insulin dengan normal. Penyakit kencing manis ini bisa menyebabkan gagal ginjal, neuropathy dan kerusakan saraf, kebutaan, amputasi kaki, sakit jantung, serta stroke.
6.             Osteoporosis, terjadi baik pada wanita maupun laki-laki. Ini terjadi bila struktur tulang menjadi semakin lemah dan kelihatan seperti retak atau patah. Banyak faktor penyebabnya, termasuk kekurangan hormon estrogen pada masa menopaus wanita, atau kekurangan hormon tetosteron pada laki-laki seiring bertambhnya usia.
7.             Sindrom Ovari Polisistik, PholycysticOvary Syndrome (PCOS) adalah penyakit endokrin yang menyerang lebih kurang 5% jumlah wanita. Wanita yang mengalami PCOS ini menghasilkan jumlah hormon seks lelaki (endogren) yang berlebihan. Hal ini bisa menghalangi proses ovulasi dan menyebabkan ketidaksuburan. Para penderita PCOS mungkin mengalami gangguan menstruasi atau malah tidak menstruasi, tidak subur, rambut yang tumbuh berlebihan. Penyakit ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan jangka panjang pada wanita.
8.             Menopause, yakni masa perubahan badan di mana level estrogen, testosteron, dan progesteron semakin berkurang dan akhirnya sama sekali berhenti produksi. Kekurangan estrogen menyebabkan badan terasa panas, berpeluh, emosi tidak stabil, murung, vagina kering, urin terganggu, hilang konsentrasi, dsb. Ada banyak risiko jangka panjang yang bisa terjadi seperti penyakit kardiovaskular meningkat, kegemukan, perubahan tingkat kolesterol, risiko osteoporosis meningkat, penyakit Alzhiemer, dsb.
9.             Diabetes insipidus, penyakit diakibatkan oleh kekurangan hormon antidiuresis. Masalah ini timbul akibat rusaknya tangkai pituitari atau kelenjar pituitari posterior. Penderita yang mengidap diabetes insipidus ini selalu merasa dahaga dan sering kencing.




10.         Ketidakcukupan Adrenal atau penyakit Addison, yakni akibat rusaknya fungsi korteks adrenal dan secara langsung mengakibatkan kekurangan pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid adrenal. Gejala-gejalanya antara lain; badan lemah, penat, loyo, kekurangan/turunnya berat badan, murung, lesu, muntah-muntah, anoreksia, dan hiperpigmentasi.
11.         Sindrom Cushing, yakni keadaan akibat hipersekresi [perembesan yang berlebih] glukokortikoid dari korteks adrenal. Gejalanya antara lain termasuk kegemukan, gagal pertumbuhan, lemah otot, kulit mudah lebam, jerawat, tekanan darah tinggi, dan perubahan psikologis.



BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
B.            Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA
Campbell, et all. 2003. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Diktat Kuliah. 1981. Sistem Endokrin. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar