TUGAS FARMAKOLOGI
KONSEP FARMAKOLOGI DAN DOSIS OBAT
KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Tak lupa pula kami ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing kami, Bapak Wahyudi, S.Farm.,Apt yang telah
memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.
Dalam
makalah Farmakologi ini kami membahas tugas mengenai Konsep Farmakologi,
Farmakodinamik, dan Dosis Obat. Kami selaku penyusun makalah ini berharap
supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan baik dalam
perkuliahan.
Kami
menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya
makalah ini bisa menjadi lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat)
dan logos (ilmu pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Tenaga kesehatan menjalankan aktivitasnya sehari-hari tidak terlepas dari
farmakologi. Farmakologi membantu para tenaga kesehatan untuk memberikan
obat-obatan yang benar kepada klien sehingga tidak terjadi kesalahan. Perawat
professional, perlu mempelajari tentang farmakologi khususnya farmakokinetik
dan farmakodinamik untuk membantu kesembuhan klien. Perawat professional dimana
perawat bukan pesuruh dokter, dapat mengkaji apakah sudah benar pemberian obat
yang diberikan oleh dokter merupakan obat yang benar sesuai dosis dan lain-lain
ataukah tidak.
Obat merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,
mendiagnosis, penyakit atau gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu.
Misalnya membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama
pembedahan. Obat sama dengan racun
karena obat selain bermanfaat dalam pengobatan penyakit, juga merupakan sumber penyakit. Efek samping
obat meningkat sejalan dengan jumlah obat yang diminum. Survei di USA, sekitar
5% pasien masuk rumah sakit akibat obat. Melihat fakta tersebut, maka
pengetahuan akan obat (Farmakologi) menjadi sesuatu yang sangat penting.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian dari farmakologi?
2.
Apa istilah
penting dalam farmakologi?
3.
Apa ruang
lingkup farmakologi?
4.
Apa saja
macam dari obat-obatan?
5.
Perundang-undangan
apa saja yang membahas mengenai obat-obatan?
6.
Apa
pengertian dari farmakodinamik?
7.
Apa
macam-macam resep obat dan bagaimana prosesnya didalam tubuh?
8.
Apa
pengertian dosis obat dan semua yang berhubungan dengan dosis obat
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian tentang farmakologi dan ruang lingkup farmakologi, serta semua
yang berhubungan dengan farmakologi.
2.
Untuk
mengetahui pengertian farmakodinamik
3.
Untuk
mengetahuin macam resep obat dan prosesnya didalam tubuh.
4.
Untuk
mengetahui pengertian dari dosis obat dan semua yang berhubungan dengan dosis
obat.
5.
Sebagai
tugas mata kuliah Farmakologi Semester III
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN FARMAKOLOGI
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan
cara kerjanya pada system biologis.
Pada mulanya
farmakologi dan terapi mencakup berbagai pengetahuan
tentang obat yang meliputi sejarah, sumber, sifat-sifat fisika dan kimiawi,
cara meracik, efek fisiologi dan biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi,
distribusi, biotranformasi dan ekskresi, serta penggunaan obat untuk terapi dan
tujuan lain.
Didefinisikan
sebagai studi terintegrasi tentang sifat-sifat kimia dan organisme hidup serta
segala aspek interaksi mereka. Atau Ilmu yang mempelajari interaksi obat dengan
organisme hidup.
B.
ISTILAH PENTING DALAM FARMAKOLOGI
Istilah-istilah Penting Dalam
Farmakologi.
·
Farmakologi
adalah ilmu mengenai obat ( farmakon : obat, logos : ilmu ).
·
Farmakognosi
adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan alami lain yang
merupakan sumber obat.
·
Farmakologi
klinik adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari efek obat pada manusia.
·
Farmakoterapi
adalah ilmu yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk pencegahan dan
pengobatan penyakit. Di dalam farmakoterapi dipelajari dua aspek, yaitu
Farmakokinetik dan Farmakodinamik.
·
Farmakokinetik
yaitu suatu imu yang mempelajari proses Absorrpsi, Distribusi, Metabolisme dan
Ekskresi ( ADME ) obat dalam tubuh.
·
Farmakodinamik
adalah ilmu yang mempelajari efek biokimia dan fisiologi obat serta mekanisme
kerjanya.
·
Toksikologi
adalah ilmu yang mempelajari cara pencegahan, pengenalan dan penanggulangan
keracunan zat kimia ( termasuk obat ) yang digunakan dalam rumah tangga,
industri, maupun lingkungan.
C.
RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI
Farmakologi
mencakup semua ilmu pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat-sifat fisik dan
kimia, komposisi, efek-efek biokimia dan fisiologi, mekanisme kerja, absorpsi,
biotransformasi, ekskresi, penggunaan terapi, dan penggunaan lainnya dari obat
(Goodman & Gilmann). Dengan demikian, farmakologi merupakan ilmu
pengetahuan yang sangat luas cakupannya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan,
beberapa bagian dari farmakologi ini telah berkembang menjadi disiplin ilmu
tersendiri dalam ruang lingkup yang lebih sempit, tetapi tidak terlepas sama
sekali dari farmakologi, misalnya farmakologi klinik, farmasi, toksikologi, dan
lain-lain.
Pengetahuan
yang luas tentang bagaimana obat-obat berinteraksi dengan komponen-komponen
dalam tubuh untuk menghasilkan efek-efek terapi disebut dengan istilah
farmakologi. Istilah farmakologi mencakup spektrum interaksi obat dalam tingkat
molekular dengan tubuh secara keseluruhannya yang sangat mengandalkan
pengetahuan biokimia, fisiologi, biologi molekular, dan kimia organik. Penjelasan
mekanisme molekular dari efek obat menghasilkan pengembangan obat-obat baru
serta perumusan petunjuk-petunjuk klinik untuk keamanan dan efektivitas
penggunaan obat-obat, dalam terapi atau petunjuk untuk pencegahan penyakit
dapat penghilangan gejala-gejala penyakit, semua ini merupakan bagian dari
farmakologi.
Umumnya,
para ahli farmakologi menggabungkan antara farmakologi kedokteran atau
farmakologi medis (ilmu yang berkaitan dengan diagnosis, pencegahan, dan
pengobatan penyakit) dengan toksikologi (ilmu yang mempelajari efek-efek yang
tidak diinginkan dari suatu obat dan zat kimia lain). Hubungan antara dosis
suatu obat yang diberikan pada seorang pasien dan penggunaan obat dalam
pengobatan penyakit digambarkan dengan dua bidang khusus farmakologi, yaitu
farmakokinetik dan farmakodinamik. Farmakodinamik mempelajari apa pengaruh obat
pada tubuh. Farmakodinamik berkaitan dengan efek-efek obat, bagaimana mekanisme
kerjanya dan organ-organ apa yang dipengaruhi. Farmakokinetik mempelajari proses
apa yang dialami obat dalam tubuh. Farmakokinetik berkaitan dengan absorpsi,
distribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat-obat.
Faktor-faktor
ini dirangkaikan dengan dosis, penentuan konsentrasi suatu obat pada tempat kerjanya,
dan penentuan intensitas efek obat sebagai fungsi dari waktu. Banyak prinsip
biokimia, enzimologi, fisik, dan kimia yang menentukan transfer aktif dan
pasif, serta distribusi zat melewati membran-membran biologi yang dapat
dipakai untuk dapat mengerti aspek penting dalam farmakologi. Farmakodinamik
berkaitan dengan efek-efek biokimia, fisiologi, dan mekanisme kerja
obat-obatan.
Untuk para dokter dan mahasiswa
kedokteran, yang harus dipelajari ialah
1.
Penggunaan
obat untuk tujuan pengobatan, diagnosis, dan pencegahan penyakit. Studi
farmakologi obat ini terbatas hanya pada aspek-aspek dasar yang menyokong
penggunaan obat secara rasional, aman, dan efektif dalam klinik.
2.
Obat-obat
dan zat kimia lingkungan di kehidupan manusia sehari-hari yang tidak digunakan
dalam terapi dan sering menyebabkan keracunan, seperti halnya dengan polusi
lingkungan. Studi zat-zat ini dibatasi pada prinsip-prinsip umum tentang
pencegahan, penemuan, dan pengobatan keracunan zat-zat atau polusi.
3.
Penyalahgunaan
dan pengguna-salahan obat dan zat kimia lain dengan segala akibatnya pada
masyarakat. Hal ini juga merupakan bagian tanggung jawab semua profesi
kesehatan untuk membantu mengatasi masalah-masalah sosiologi yang berkelanjutan
dari penyalahgunaan dan penggunasalahan obat-obat.
Tujuan
Cabang Ilmu Farmakologi Kedokteran ialah agar para dokter nantinya dapat
memilih dan menggunakan obat secara tepat, rasional, aman, dan efektif, serta
dapat mengenal, mencegah, dan menanggulangi penyakit-penyakit yang dapat timbul
akibat obat dan zat kimia lingkungan lainnya.
D.
MACAM OBAT-OBATAN
Macam- macam bentuk obat serta
tujuan penggunaannya antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Pulvis (Serbuk), Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
b.
Pulveres, Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali
minum.
c.
Tablet (Compressi), Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa
cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
1. Tablet Kempa
: paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya
tergantung design cetakan.
2. Tablet Cetak
: dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang
cetakan.
3. Tablet
Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang
ditemukan.
4. Tablet
Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam
air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara
oral.
5. Tablet
Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan
meletakkan tablet di bawah lidah.
6. Tablet Bukal
: digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
7. Tablet
Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat
atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
8.
Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah.
Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan
rasa pahit, atau tidak enak.
d.
Pilulae (PIL), Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil
mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah
jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada
seduhan jamu.
e.
Kapsulae (Kapsul), Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul
yaitu :
1.
Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
2.
Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar
matahari
3.
Lebih enak dipandang
4.
Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara
fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang
lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih
besar.
5.
Mudah ditelan.
f.
Solutiones (Larutan), Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena
bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam
golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara
molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal
(kulit).
g.
Suspensi, Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi
oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit),
suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup
kering.
h.
Emulsi, Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem
dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase
cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
i.
Galenik, Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang
berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.
j.
Extractum, Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan
mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku
yang ditetapkan.
k.
Infusa, Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.
l.
Immunosera (Imunoserum), Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin khas
yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin
kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen.
m.
Unguenta (Salep), Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan
setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat
harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
n.
Suppositoria, Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan
bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh,
melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu :
1. Penggunaan
lokal >> memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.
2.
Penggunaan sistemik >> aminofilin dan teofilin
untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan
hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik.
o.
Guttae (Obat Tetes), Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau
suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan
yang dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat
tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut),
Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae
Ophtalmicae (tetes mata).
p.
Injectiones (Injeksi), Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau
suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta
dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
E.
PERUNDANG-UNDANGAN OBAT
Maksud dan
tujuan undang-undang ini adalah menetapkan ketentuan-ketentuan dasar di bidang
farmasi dalam rangka pelaksanaan undang-undang tentang Pokok-Pokok
Kesehatan ( undang-undang no. 9 tahun 1960), Yang dimaksud dalam
undang-undang ini adalah : Perbekalan kesehatan di bidang farmasi, yang
meliputi obat, bahan obat, obat asli Indonesia, bahan obat asli Indonesia, alat
kesehatan, kosmetik dan sebagainya.
Obat :
Yang dibuat
dari bahan-bahan yang berasal dari binatang, tumbuh-tumbuhan , mineral dan obat
syntetis Yaitu suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
digunakan untuk menetapakan diagnosa,
mencegah,mengurangkan,menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau
hewan,memperelok badan atau badan manusia.
Obat
jadi :
Obat dalam
keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan ,salep, tablet, pil ,
suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis sesuai
dengan F. Indonesia atau buku-buku lain yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Obat Patent
:
Obat jadi
dengan nama dagang yang terdaftar atas nama sipembuat atau yang dikuasakannya
dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya
Obat
baru :
Obat yang
terdiri atau berisi suatu zat baikm sebagai bagian yang berkhasiat maupun yang
tidak berkhasiat misalnya ; lapisan , pengisi, pelarut, bahan pembantu,aatau
komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat dan
keamanannya.
Obat asli
Indonesia :
Adalah
obat yang didapat langsung dari bahan- bahan alamiah di
Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.
Alat
kesehatan :
Adalah alat
yang dipergunakan bagi pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan
pembuatan
obat.
PENGGOLONGAN
OBAT BERDASARKAN PADA KETEPATAN PENGGUNAAN DAN PENGAMANAN
OBAT
Dibagi 5 golongan yaitu :
1.
Narkotika
2.
Psikotropik
3.
Obat keras
4.
Obat bebas terbatas
5.
Obat bebas
Narkotika, Obat yang
memiliki khasiat membius dan menimbulkan ketagihan (
adiksi ) Narkotika merupakan obat yang diperlukan dalam bidang
pengobatan dan ilmu pengetahuan, tetapi dapat pula menimbulkan
ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa
pembatasan dan pengawasan yang seksama.
Undang-undang tentang
narkotika antara lain menyebutkan bahwa Narkotika
adalah
Tanaman· Papaver Somniferum L,
termasuk biji , buah dan jeraminya.
Opium· mentah, getah yang membeku sendiri
Opium· masak, yaitu candu yang berasal dari opium
mentah yang diolah.
·
Jicing, sisa
dari candu setelah diisap
·
Jicingko, hasil pengolahan jicing
Morfina·
Tanaman· koka
Kokain· mentah
Ekgonina·
· Tanaman ganja
Narkotika hanya digunakan untuk
kepentingan pengobatan dan atau tujuan ilmu
pengetahuan. Men Kes memberi izin khusus kepada :
1.
Apotik
Untuk membeli, meracik, menyediakan,
memiliki, atau menyimpan utk persedian , menguasai, menjual,
menyalurkan, menyerahkan,mengirimkan dan membawa atau mengangkut narkotik utk
pkepentingan pengobatan.
2.
Dokter
Untuk membeli, menyediakan,
memiliki, atau menyimpan utk persedian , menguasai, menjual,
menyalurkan, menyerahkan,mengirimkan dan membawa atau mengangkut narkotik utk
pkepentingan pengobatan.
3.
Izin
khusus Pabrik Farmasi
Untuk membeli, menyediakan,
memiliki, atau menyimpan utk persedian , menguasai, memproduksi,
mengolah, merakit, menjual, menyalurkan, menyerahkan,mengirimkan dan membawa
atau mengangkut narkotik utk pkepentingan pengobatan. Narkotika hanya digunakan
untuk kepentingan pengobatan dan atau tujuan ilmu pengetahuan.
F.
PENGERTIAN FARMAKODINAMIK
Pengertian
farmakodinamik dalam ilmu farmakologi sebenarnya memiliki hubungan yang cukup
erat dengan farmakokinetik, jika farmakokinetik lebih fokus kepada perjalanan
obat-obatan di dalam tubuh maka farmakodinamik lebih fokus membahas dan
mempelajari seputar efek obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari segi
fisiologi maupun biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja
obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh manusia.
Farmakodinamik
juga sering disebut dengan aksi atau efek obat. Efek Obat merupakan reaksi
Fisiologis atau biokimia tubuh karena obat, misalnya suhu turun, tekanan darah
turun, kadar gula darah turun. Kerja
obat dapat dibagi menjadi onset (mulai kerja) merupakan waktu yang diperlukan
oleh obat untuk menimbulkan efek terapi atau efek penyembuhan atau waktu yang
diperlukan obat untuk mencapai maksimum terap. Peak (puncak), duration (lama
kerja) merupakan lamanya obat menimbulkan efek terapi, dan waktu paruh.
Mekanisme kerja obat dipengaruhi oleh reseptor, enzim, dan hormon.
G.
MACAM RESEP OBAT DAN PROSES YANG
DIALAMI OBAT DALAM TUBUH BAIK SAKIT
MAUPUN SEHAT
Berikut adalah 10 obat yang paling
banyak diresepkan (diurutkan berdasar peringkat tertinggi) :
1.
Hydrocodone
(dikombinasi dengan acetaminophen) -- 131.2 juta resep
2.
Obat penurun
kolesterol generik merek Zocor (simvastatin), -- 94.1 juta resep
3.
Lisinopril
(termasuk yang dijual dengan merek Prinivil dan Zestril), obat penurun tekanan
darah -- 87.4 juta resep
4.
Hormon
tiroid sintetis generik merek Synthroid (levothyroxine sodium), --
70.5 juta resep
5.
Obat penurun
tensi/angina generik merek Norvasc (amlodipine besylate), -- 57.2
juta resep
6.
Obat
antasida generik merek Prilosec (omeprazole), -- 53.4 juta resep (belum
termasuk penjualan secara bebas/otc)
7.
Obat
antibiotik Azithromycin (termasuk yang dijual dengan merek Z-Pak dan
Zithromax), -- 52.6 juta resep
8.
Antibiotik
Amoxicillin (dengan berbagai macam merek), -- 52.3 juta resep
9.
Obat
diabetes generik Glucophage (metformin), -- 48.3 juta resep
10.
Obat penurun
tensi Hydrochlorothiazide (dengan beragam merek), -- 47.8 juta resep.
Ø Obat dengan nilai penjualan tertinggi
Memang bukan
hal yang mengejutkan kalau obat-obat generik bukanlah sumber pendapatan
tertinggi bagi para produsen obat. Buktinya, meskipun obat generik paling
banyak diresepkan, tetapi obat yang sudah lepas masa patennya ini tidak
mencatat nilai penjualan tertinggi.
Obat-obat
yang paling banyak menghabiskan biaya bagi pasien adalah obat-obat paten yang
masih terbilang baru dan masih mendapat perlidungan dari kompetisi obat
generik.
IMS melaporkan, bahwa rakyat Amerika menghabiskan sekur`ngnya 307 miliar dollar AS untuk menebus resep obat pada 2010. Angka ini naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya yang ,mencapai 300 miliar dollar AS.
IMS melaporkan, bahwa rakyat Amerika menghabiskan sekur`ngnya 307 miliar dollar AS untuk menebus resep obat pada 2010. Angka ini naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya yang ,mencapai 300 miliar dollar AS.
Inilah 10
nama obat yang paling banyak menguras kantong pasien di AS :
1.
Lipitor,
obat penurun kolestrol
2.
Nexium, obat
antasida
3.
Plavix, obat
pengencer darah
4.
Advair
Diskus, inhaler untuk asma
5.
Abilify,
obat antipsikotik
6.
Seroquel,
obat antipsikotik
7.
Singulair,
obat oral untuk asma
8.
Crestor,
obat penurun kolesterol
9.
Actos, obat
diabetes
10. Epogen, obat
anemia yang disuntikan
Untuk dapat
memberikan efek yang diinginkan, obat harus dapat mencapai tempatnya bekerja.
Misalnya kita meminum antibiotik untuk pengobatan infeksi ginjal/kandung kemih.
Agar antibiotik dapat bekerja untuk membunuh bakteri, obat tersebut harus
mencapai ginjal (tempat antibiotik bekerja) terlebih dahulu. Setelah mencapai
ginjal, antibiotik dapat membunuh bakteri sehingga memberikan kesembuhan yang
diharapkan.
Setelah obat bekerja di dalam tubuh dan menghasilkan efek, obat akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Ada banyak tahapan yang perlu dilalui obat mulai dari pemberian, kemudian menghasilkan efek, dan terakhir dikeluarkan dari dalam tubuh. Tahapan tersebut dikenal dengan nama administrasi, liberasi, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Obat yang berada di dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh karena secara normal senyawa obat tidak terdapat di dalam tubuh. Tubuh memiliki mekanisme alamiah untuk mendetoksifikasi (menurunkan ketoksikan suatu zat) benda asing yang masuk ke tubuh. Oleh karena itu, senyawa obat akan didetoksifikasi oleh tubuh sehingga obat tidak terlalu toksik/beracun bagi tubuh. Proses detoksifikasi obat oleh tubuh merupakan tahapan metabolisme obat. Sebagian besar obat akan didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim mikrosomal hati. Hasilnya merupakan suatu senyawa yang sifat toksik/beracunnya lebih rendah dibandingkan dengan senyawa awal sehingga tidak terlalu beracun bagi tubuh.
Setelah obat bekerja di dalam tubuh dan menghasilkan efek, obat akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Ada banyak tahapan yang perlu dilalui obat mulai dari pemberian, kemudian menghasilkan efek, dan terakhir dikeluarkan dari dalam tubuh. Tahapan tersebut dikenal dengan nama administrasi, liberasi, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Obat yang berada di dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh karena secara normal senyawa obat tidak terdapat di dalam tubuh. Tubuh memiliki mekanisme alamiah untuk mendetoksifikasi (menurunkan ketoksikan suatu zat) benda asing yang masuk ke tubuh. Oleh karena itu, senyawa obat akan didetoksifikasi oleh tubuh sehingga obat tidak terlalu toksik/beracun bagi tubuh. Proses detoksifikasi obat oleh tubuh merupakan tahapan metabolisme obat. Sebagian besar obat akan didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim mikrosomal hati. Hasilnya merupakan suatu senyawa yang sifat toksik/beracunnya lebih rendah dibandingkan dengan senyawa awal sehingga tidak terlalu beracun bagi tubuh.
Tahap
terakhir yang dialami oleh obat adalah tahap ekskresi. Pada tahap ini obat akan
dikeluarkan dari dalam tubuh dengan berbagai cara, antara lain melalui ginjal
(air seni), saluran cerna (faeces), kulit (keringat), pernapasan (udara), mata
(air mata), atau kelenjar payudara (air susu). Sebagian besar obat dikeluarkan
melalui ginjal. Jika ginjal kita mengalami gangguan, kadar obat dalam tubuh
akan meningkat akibat terhambatnya proses pengeluaran obat melalui ginjal. Oleh
karena itu, pada penderita gangguan ginjal, perlu dilakukan penyesuaian dosis
obat - terutama untuk obat yang dalam kadar rendah dapat menimbulkan keracunan
dan obat yang toksik bagi ginjal (nefrotoksik) - agar kadar obat dalam tubuh
tidak terlalu tinggi karena dikhawatirkan akan menimbulkan keracunan bahkan
kematian bagi penderita.
H.
DOSIS OBAT
Dosis obat
adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek
tertentu terhadap suatu penyakit. Jika dosis terlalu rendah, maka efek terapi
tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih, bisa menimbulkan efek toksik atau
keracunan bahkan kematian.
Dosis lazim suatu obat dapat ditentukan sebagai jumlah
yang dapat diharapkan menimbulkan efek pada pengobatan orang dewasa yang sesuai
dengan gejalanya. Rentangan dosis lazim suatu obat menunjukkan perkisaran
kuantitatif atau jumlah obat yang dapat
ditentukan dalam kerangka praktek pengobatan biasa. Untuk obat – obatan yang
mungkin dipakai oleh anak – anak maka dosisya
diturunkan dari dosis dewasa.
Jadwal dosis atau aturan pemakaian sering
dijelaskan dalam pustaka obat. misalnya beberapa macam obat paling baik diminum
pada waktu tertentu (setiap 8 jam) dan waktu – waktu tertentu (sebelum tidur,
sebelum makan, sesudah makan). Dosis tunggal diberikan untuk beberapa macam
obat dan dosis harian, untuk yang lainnya tergantung pada bahan obat, bentuk
sediaan dan keadaan penyakit.
Macam-macam
dosis obat berdasarkan takaran yang digunakan :
1.
Dosis terapi
atau dosis lazim adalah takaran yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan.
2.
Dosis
maksimal (DM) adalah takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa
untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
3.
Lethal dose
50 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.
4.
Lethal dose
100 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 100% ewan percobaan.
5.
Dosis toksis
adalah takaran pemberian obat yang dapat menyebabkan keracunan, tetapi tidak
menyebabkan kematian.
6.
Dosis
sinergis, bila dalam suatu resep terdapat dua atau lebih bahan obat yang berDM
dan menpunyai efek yang sama maka dihitung DM gabungann yang tidak boleh lebih
dari satu.
Tujuan
perhitungan dosis obat adalah, agar pasien mendapatkan obat sesuai dengan yang
diperlukan oleh pasien tersebut, baik berdasarkan kemauan sendiri atau
berdarkan dosis yang ditentukan oleh dokter penulis resep kalau obat tersebut
harus dengan resep dokter.
ü Faktor –
faktor yang mempengaruhi dosis obat antara sebagai berikut :
1. Umur
Umur
pasien merupakan suatu pertimbangan untuk menentukan dosis obat. Dosis obat memiliki kekhususan dalam perawatan neonatal (kelahiran baru), pasien
pedriatik dan geriatik.
Dosis yang diperuntukan bagi
pediatrik merupakan pecahan dari dosis
orang dewasa. Tergantung pada umur pasien dan secara
relative terhadap pasien
yang lebih muda.
2. Berat
Badan
Dosis
lazim secara umum dianggap cocok untuk orang dengan berat badan 70 kg (150
pound). Rasio antara jumlah obat yang digunakan dan ukuran tubuh mempengaruhi
konsentarsi obat pada tempat kerjanya. Untuk itu dosis obat memerlukan
penyesuaian dari dosis biasa untuk orang dewasa ke dosis yang tidak lazim,
pasien kurus atau gemuk, penentuan dosis obat untuk pasien yang lebih muda,
berdasarkan berat badan lebih tepat diandalkan dari pada yang mendasarkan
kepada umur sepenuhnya.
Dosis
obat berdasarkan kepada berat badan, dinyatakan dalam milligram (obat)
perkilogram (berat badan).
3. Luas
Permukaan Tubuh
Suatu
formula untuk menentukan dosis anak berdasarkan pada luas permukaan tubuh yang
relatif dari dosis orang dewasa sebagai berikut :
Luas
Permukaan tubuh anak
Luas Permukaan tubuh dewasa
Luas
permukaan perseorangan bisa ditentukan dari suatu monogram yang membuat skala
tinggi, lebar, dan luas permukaan.
4. Jenis
Kelamin
Wanita
dipandang lebih mudah terkena efek obat-obatan dari pada laki-laki, dan dalam
beberapa hal perbedaan ini dianggap cukup memerlukan pengurangan dosis.
5. Status Patologi
Efek
obat-obatan tertentu dapat dimodifikasikan oleh kondidi patologi pasien dan
harus dipertimbangkan dalam penentuan obat yang akan digunakan dan juga
dosisnya yang tepat. Obat-obat yang memiliki potensi berbahaya tinggi pada
suatu situasi terapentik tertentu hanya boleh dipakai apabila kemungkinan
manfaatnya melebihi kemungkinan resikonya terhadap pasien, dan bila sudah tidak
ada lainnya yang cocok dan kemungkinan keracunannya lebih rendah.
6. Toleransi
Kemampuan untuk memperpanjang pengaruh suatu obat, khususnya apabila
dibutuhkan untuk pemakaian bahan yang terus menerus disebut toleransi obat.
Efek toleransi obat ialah obat yang dosisnya harus ditambah untuk menjaga
respon terapeutik tertentu. Untuk kebanyakan obat-obatan pengembang toleransi
dapat diperkecil dengan cara memprakasai terapi dengan dosis efektifnya yang
terendah dengan cara mencegah perpanjangan pemakaian
7. Terapi dengan obat yang diberikan secara bersamaan.
Efek-efek suatu obat
dapat dimodifikasikan dengan pemberian obat lainnya secara bersamaan atau
sebelumnya. Keterlibatan semacam ini antara obat-obatan dihubungkan atau dirujuk pada interaksi
obat-obatan dan merupakan akibat interaksi obat-obatan secara fisik, kimiawi, atau
karena terjadinya perubahan pada pola absorpsi, distribusi, metabolisme atau
eksresi salah satu obat tersebut. Efek dari interaksi obat dapat bermanfaat dan
mengganggu terapi.
8. Waktu Pemakaian
Waktu ketika obat itu
dipakai mempengaruhi dosisnya. Hal ini terutama pada terapi oral dalam
hubungannya dengan makanan. Jadwal waktu
yang tepat dari dosis obat merupakan suatu faktor penyakit dan kadar obat dalam tubuh yang
diharapkan, sifat fisika kimia obat itu sendiri, rancangan bentuk sediaan dan
derajat serta kecepatan absorpsi obat.
Cara menghitung dosis obat
Banyak cara
yang dapat digunakan untuk menghitung dosis obat antara lain :
1.
Berat badan
Dengan cara mengalikan berat badan
pasien tersebut dengan dosis obat, maka akan diperoleh dosis obat untuk pasien
tersebut.
2.
Luas
permukaan tubuh
Menentukan titik potong pada skala
nomogram antara tinggi badan dengan berat badan seseorang, maka akan didapat
luas permukaan tubuh dalam meter persegi.
3.
Umur pasien
Untuk pasien anak-anak bisa
berdasarkan umur dalam tahun, umur dalam bulan, atau berdasarkan umur pada
ulang tahun yang akan datang. Ada juga perhitungan dosis obat untuk anak-anak
berdasarkan berat badan baik kilogram atau dalam pon.
Perhitungan dosis obat untuk
anak-anak berdasarkan umur dikenal dengan rumus sebagai berikut :
a.
Rumus young,
untuk anak-anak usia 1-8 tahun. Rumusnya sebagai berikut :
Dosis anak =
x Dosis dewasa

Dimana n adalah umur dalam tahun
Sedangkan anak-anak yang berumur
diatas 8 tahun menggunakan rumus sebagai berikut :
Dosis anak =
x Dosis Dewasa

b.
Rumus
cowling’s
Dosis anak =
x Dosis Dewasa

c.
Rumus Fried
Dosis anak =
x Dosis Dewasa

Umumnya efek
obat mempunyai aksi lebih dari satu, dan dapat berupa :
1.
Efek terapi,
yang merupakan satu-satunya pada letak primer. Ada 3 macam pengobatan terapi,
yaitu terapi kausal (obat yang meniadakan penyebab penyakit), terapi somtomatik
(obat yang menghilangkan gejala penyakit), terapi subtitusi (obat yang
menggantikan zat yang lazim dibuat oleh orang yang sakit).
2.
Efek
samping, efek obat yang tidak diinginkan untuk tujuan efek terapi dan ikut pada
kegunaan terapi.
3.
Efek
teratogen, efek obat yang pada dosis terapi untuk ibu mengakibatkan cacat pada
janin.
4.
Efek toksis,
aksi tambahan dari obat yang lebih berat dari efek samping dan mempunyai efek
yang tidak diinginkan.
5.
Toleransi,
peristiwa dinaikkannya dosis obat terus menerus untuk mencapai efek teraupetis
yang sama.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan
cara kerjanya pada system biologis. Didefinisikan sebagai studi
terintegrasi tentang sifat-sifat kimia dan organisme hidup serta segala aspek
interaksi mereka. Atau Ilmu yang mempelajari interaksi obat dengan organisme
hidup.
Cabang ilmu
farnakologi diantaranya yang saling berkaitan adalah farmakokinetik dan
farmakodinamik. Jika farmakokinetik lebih fokus kepada perjalanan obat-obatan
di dalam tubuh maka farmakodinamik lebih fokus membahas dan mempelajari seputar
efek obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari segi fisiologi maupun
biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja obat-obatan itu sendiri di
dalam tubuh manusia.
B.
SARAN
·
Bagi
Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa lebih
mengerti lagi dan lebih memahami tentang ilmu farmakologi, cabang-cabang dari
ilmu farmakologi serta semua hal yang mencakup tentang ilmu farmakologi.
Mengetahui jenis-jenis obat,
bagaimana cara mengitung dosis serta perundang-undangan yang mengatur tentang
obat-obatan yang boleh dipasarkan serta yang tidak boleh dipasarkan.
·
Untuk
Institusi
Supaya intitusi selain teori juga
memfokuskan pembelajaran praktek, agar mahasiswa mampu membandingkan antara
teori dan praktek untuk meningkatkan keterampilan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar